Monday, February 19, 2018

Pengertian Tayamum, Syarat Dan Tata Cara Bertayamum Lengkap

No comments:
Tayamum adalah cara bersuci selain mandi dan wudhu, tayamum juga merupakan pengganti wudhu dan mandi untuk meringankan seseorang bersuci sebab tidak dapat menggunakan air karena berbagai halangan.
Sedangkan pengertian Tayamum adalah Mengusapkan tanah atau debu ke muka dan kedua tangan sampai siku dengan beberapa syarat yang telah ditentukan sebagai pengganti wudhu dan mandi.
Hal ini berdasarkan firman Allah Swt dalam surat Al-maidah ayat : 6.

 وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ

Artinya:
"Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu" (Q.S Al-Maidah :6)

Berdasarkan ayat diatas sebab-sebab seseorang di perbolehkan untuk bertayamum ialah.
  1. Karena sakit, di khawatirkan jika memakai air dapat dapat menambah parah dan memperlambat kesembuhan sakit yang di derita.
  2. Karena dalam perjalanan.
  3. Karena tidak ada Air.
Tayamum: Pengertian Dan Tata Cara Bertayamum Lengkap

Syarat-Syarat Tayamum
Tayamum juga mempunyai syarat-syarat tertentu diantaranya yaitu:
  1. Sudah masuk waktu Sholat
  2. Sudah berusaha mencari air namun namun tidak menemukannya, sedangkan sudah masuk waktu sholat (kecuali bagi orang yang bertayamum karena sakit atau sudah yakih di sekitar tempat tersebut tidak ada air)
  3. Menggunakan tanah yang suci dan berdebu (pendapat ini menurut imam syafi’i sedangkan menurut imam lainnya boleh menggunakan tanah, pasir atau bisa juga menggunakan batu).
  4. Menghilangkan najis sebelum melakukan tayamum.
Rukun Tayamum
  1. Niat karena akan melaksanakan sholat, bukan semata-mata untuk menghilangkan hadast.
  2. Mengusap muka dengan tanah.
  3. Mengusap kedua tangan sampai ke siku dengan tanah
  4. Menertibkan rukun-rukun tersebut.
Tata Cara Bertayamum
Untuk tata cara bertayamum adalah sebagai berikut:

1. Membaca Basmalah
2. Niat, niat dalam hati untuk melakukan tayamum karena Allah Swt
Berikut ini adalah bacaan 
Niat Tayamun
نَوَيْتُ التَّيَمُّمَ لِاِسْتِبَاحَةِ الصَّلاَةِ فَرْضً ِللهِ تَعَالَى

Nawaitut tayammuma li-istibahatis sholaati fardhal lillaahi ta'aalaa

Artinya:
"Sengaja aku  bertayamum untuk melakukan sholat, fardhu karena Allah Ta'ala"

3. Menepukkan kedua tangan ke tanah, lalu menipiskannya dengan meniup-niup atau mengibaskannya.
4. Mengusap kedua tangan hingga pergelangan tangan
5. Tertib (berurutan)
6. Membaca doa setelah selesai wudhu

Sunahnya Tayamum
Hal-hal yang disunahkan dalam tayamum adalah:
  1. Membaca Basmalah
  2. Meniup atau menghembuskan debu dari dua telapak tangan agar debu yang ada di tangan menipis.
  3. Membaca dua kalimat Syahadat sesudah selesai tayamum
Hal-hal yang membatalkan tayamum
  1. Semua hal yang membatalkan wudhu
  2. Ada air, jika yang bertayamum dikarenakan tidak ada air, itu pun jika terjadi sebelum sholat ,kalau sudah selesai sholat maka tidak batal tayamumnya.
Nabi Saw bersabda :

عَنْ اَبِى ذَرٍ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:التُّرَابُ كَافِيَكَ وَلَوْلَمْ تَجِدِالْمَاءَعَشَرَسِنِيْنَ فَاِذَا وَجَدْتَ الْمَاءَ فَاَمِسَّهُ جِلْدَكَ
Artinya:
"Dari Abi Zar: Rasulullah saw bersabda: "Tanah itu cukup bagimu untuk bersuci malau engkau tidak mendapat air selama 10 tahun, tetapi jika engkau memperoleh air,maka sapukan air itu pada kulitmu." (H.R Tirmidzi)

Beberapa masalah yang berkaitan dengan tayamum yaitu:
  1. Bagi orang yang bertayamum karena tidak ada air, tidak wajib mengulangi sholatnya apabila setelah itu ia mendapat air, sedangkan orang yang bertayamum karena junub, wajib mandi setelah mendapatkan air bila akan mengerjakan sholat berikutnya, karena tayamum tidak menghilangkan hadast melainkan hanya memperbolehkan sholat karena darurat.
  2. Kekuatan hukum tayamum sama dengan wudhu oleh karena itu satu kali tayamum boleh digunakan untuk beberapa kali sholat fardhu ataupun sunah, bagi orang yang bertayamum karena tidak dapat menggunakan air. namun demikian sebagian ulama berpendapat bahwa tayamum hanya dapat di gunakan untuk sekali sholat fardhu dan beberapa kali sholat sunah.
  3. Tayamum juga boleh bagi orang yang luka atau karena suhu sangat dingin, dikarenakan luka merupakan termasuk dalam arti sakit dan kedinginan yang amat sangat bisa membuat orang sakit.
Untuk Orang yang sedang luka Nabi Saw menjelaskan dalam sebuah hadist berikut ini.

اِنَّماَ كَانَ يَكْفِيْهِ اَنْ يَتَيَمَّمَ وَيَعْصَبَ عَلٰى جُرْحِهِ ثُمَّ يَمْسَحُ عَلَيْهِ وَيَغْتَسِلُ سَاىِٔرَجَسَدِهِ
Artinya:
"Sebenarnya cukup ia tayamum saja dan di ikat lukanya, lalu kemudian disapu dengan air di ikatannya itu, dan dibasuh seluruh badannya." ( H.R Abu Daud dan Daruqutni)

Sedangkan bagi seseorang yang kedinginan  diceritakan oleh Amru bin As sebagai berikut:
Saya bermimpi pada suatu malam yang sangat dingin, saya takut akan berbahaya jika saya mandi, karena itu saya tayamum kemudian sholat shubuh bersama sahabat. ketika kami datang kepada Rasulullah saw mereka menceritakan kejadian itu kepada beliau, Rasulullah berkata : " Ya Amru, engkau sholat padahal engkau junub ?" Saya bacakan firman Allah ("jangan kau membunuh dirimu"), maka karena ayat itu saya tayamum kemudian sholat. Mendengar jawaban tersebut Rasulullah tertawa dan beliau tidak berkata apa-apa" (H.R Ahmad dan Abu Daud)

Monday, February 12, 2018

Pengertian Syarat, Rukun, Syah dan Batal dalam Islam

No comments:

a. Syarat, ialah Sesuatu yang harus dipenuhi dengan sempurna
sebelum mengerjakan sesuatu. Kalau syarat itu tidak dipenuhi (sempurna)
maka pekerjaan tersebut tidak sah, seperti suci dari hadats, menutup
aurat, menghadap kiblat dan syarat-syarat lainnya sebelum
seseorang melakukan shalat maupun ketika akan melakukan ibadah lainnya
yang telah ditentukan menurut ajaran Islam.

b. Rukun, ialah Sesuatu yang harus dikerjakan dan merupakan bagian
pokok yang tidak boleh ditinggalkan dalam melaksanakan suatu ibadah,
seperti : membaca Surat Al-Fatihah dalam shalat, dan lain sebagainya.

c. Sah, ialah sudah memenuhi aturan (hukum) yang benar, atau cukup
syarat dan rukunnya.

d. Batal, ialah Tidak jadi. Karena kurang memenuhi hukum (aturan)
atau tidak cukup syarat dan rukunnya. Sebab, apabila suatu ibadah
dikerjakan tanpa memenuhi syarat dan rukun yang telah ditentukan , maka
dianggap batal (tidak sah).

Hukum-Hukum Islam

No comments:
Hukum-hukum dalam Islam. Hukum Islam di sebut juga hukum Syara’. Hukum Islam adalah peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh umat islam yang bersifat mengikat dan harus di patuhi. Secara umum hukum islam terbagi menjadi 5 yaitu:

Macam-macam Hukum Syara’

1. Wajib adalah suatu perkara yang apabila di kerjakan mendapat pahala dan apabila di tinggalkan mendapat dosa. Wajib di sebut juga fardhu. 
Hukum Wajib atau fardhu terbagi menjadi 2 bagian :
a. Wajib Ain ( Fardhu Ain ) : yaitu wajib yang harus dikerjakan oleh masing – masing orang dan tidak boleh diwakilkan.
Contoh : Sholat 5 waktu, Puasa Ramadhan
b. Wajib Kifayah ( Fardhu Kifayah ) : yaitu wajib yang cukup dilakukan oleh beberapa orang mukalaf saja, sedangkan yang lainnya bebas dari kewajiban itu. Akan tetapi jika tak ada seorangpun yg melakukannya,maka semua orang mukalaf di daerah (tempat)itu berdosa.
Contoh : Mensholatkan dan menguburkan orang yang meninggal

2. Sunnah adalah suatu perkara yang apabila di kerjakan mendapat pahala dan apabila di tinggalkan tidak berdosa. Sunnah dibagi ke dalam 2 bagian : 
a. Sunnah Mu’akkad adalah sunnah yang sangat dianjurkan misalnya shalat tarawih dan shalat idul fitri 
b. Sunnah Ghairu Mu’akkad adalah sunnah biasa. 

3. Haram adalah suatu perkara yang apabila di tinggalkan mendapat pahala dan apabila di kerjakan mendapat dosa. Contoh perkara yang haram adalah:
• Minum minuman keras,
• Memakan daging babi,
• Berdusta,
• Memfitnah,
• Menikahi anak kandung,
• Menganiaya anak yatim, dll

4. Makruh adalah suatu perkara yang apabila di kerjakan tidak berdosa dan apabila di tinggalkan mendapat pahala. Contoh perkarah yang makhruh antara lain adalah:
• Memakan petai dan bawang mentah,dsb.

5. Mubah adalah suatu perkara yang jika dikerjakan atau di tinggalakan tidak masalah. Contoh perkara yang mubah antara lain adalah:
• Minum air putih sebelum makan,
• Makan dan minum sambil bicara, dll

Tuesday, January 23, 2018

6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam Serta Penjelasannya

No comments:


5 Rukun Islam dan 6 Rukun Iman adalah salah satu pilar penting dalam agama islam yang harus dimiliki dan diamalkan sebagai seorang muslim, ibaratkan kita akan membangun rumah jika pondasi nya kurang otomatis ketika terjadi gempa akan rubuh,begitupula apabila kepribadian kita tidak diperkuat dengan rukun iman dan rukun islam apabila terjadi goncangan atau cobaan hidup pastilah akan goyang. Mengerti ataupun mengetahui tentang kedua rukun tersebut akan menjadikan kita untuk menjadi Islam yang sempurna.

Pastinya diantara kita ada yang belum mengetahui makna dari rukun iman dan Islam tersebut. Sebagai seorang muslim sejati kita harus mengetahui dan menjalankan rukun islam. karena hal ini sangat mempengaruhi seberapa kuat keimanan dan keislaman seseorang. Ketika kita terus melangkah dalam kehidupan dunia tak akan mungkin bisa berjalan lurus ke depan tanpa mengetahui apa kewajiban yang harus dilaksanakannya dalam rukun islam tersebut.


RUKUN ISLAM ADA 5 YAITU:

1. Mengucap dua kalimah syahadah

أشهد أن لا اله الا الله وأشهد ان محمد رسول الله
‘Asyhadu an laa ilaaha illallāh wa asyhadu anna Muhammad Rasuulullāh.’
Artinya: ‘Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah rasul (utusan) Allah.’
Syahadat  ini memiliki makna mengucapkan dengan lisan, membenarkan dengan hati lalu mengamalkannya melalui perbuatan. Adapun orang yang mengucapkannya secara lisan namun tidak mengetahui maknanya dan tidak mengamalkannya maka tidak ada manfaat sama sekali dengan syahadatnya. Pada kalimat syahadad menggambarkan bahwa sebagai hamba pasti akan melakukan pernyataan pada dirinya bahwa dari segi totalitas kediriannya yaitu hanya untuk Alloh dan Rosulnya.

2. Mendirikan solat
    
Shalat merupakan ibadah yang sangat agung kedudukannya dan Shalat mendapat perhatian dan prioritas utama dalam Islam. Keutamaan salat dan kedudukannya diantara ibadah-ibadah yang lain telah dijelaskan dalam Islam. Ia merupakan sarana penghubung antara seorang hamba dengan Tuhannya. Ia juga merupakan gambaran ketaatan seorang hamba akan segala perintah Tuhannya.

Sebagai seorang umat muslim pasti mempunyai kewajiban dalam mendirikan sholat dalam sehari semalam dengan jumlah 5 waktu. Seperti yang telah disebutkan dalam firman Alloh : 
“Dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. At Taubah:103).

3. Menunaikan zakat

zakat adalah kewajiban menyisihkan jenis harta tertentu untuk disalurkan kepada sekelompok orang
tertentu pada waktu tertentu. Alloh telah memerintahkan kepada semua umat muslim yang memiliki harta yang telah mencapai nisabnya agar dapat zakat harta untuk setiap tahunnya. Alloh berfirman “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku'”(QS. Al Baqarah:43)


4. Berpuasa di bulan Ramadhan.

Pengertian puasa merupakan ibadah kepada Allah dan menjalankan perintah-Nya. Seorang hamba meninggalkan syahwatnya, makan dan minumnya demi Allah. Hal itu di antara sarana terbesar mencapai taqwa kepada Allah ta’ala. Dalam syariat Islam puasa artinya menahan diri dari makan dan minum serta semua hal yang dapat membatalkan puasa yang dimulai dari terbit fajar sampai dengan terbenam matahari.

                  
5. Menunaikan haji di Mekah bagi yang mampu.

haji merupakan bentuk ibadah kepada Allah ta’ala dengan ruh, badan dan harta. Rukun Islam yang ke lima ini bahwa Alloh telah mewajibkan untuk setiap umatnya agar dapat berhaji sekali seumur hidup. Ada beberapa syarat haji diantaranya adalah Islam, berakal sehat, baligh, dan mampu.

Rukun Iman beserta penjelasannya

Semuanya pasti memiliki rukun atau suatu hal yang sudah mendasari tentang hal tersebut. seperti halnya dengan masalah keimanan, pasti akan memiliki pokok-pokok yang telah menjadi asa pada setiap bagiannya. Seperti yang sudah anda ketahui bahwa rukun iman ada 6, yaitu Iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab-kitabNya, Iman kepada para Rasul, Iman kepada hari Akhir dan Iman kepada Takdir.

Ada firman Alloh SWT yang artinya : “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi ..” (QS Al Baqarah: 177).

Sebelum membahas pada setiap poin tentang rukun iman, lebih baik mengartikan terlebih dahulu pengertian dari rukun iman. Rukun yang ada pada rukun iman adalah dasar, landasan, atau asas. Yang memiliki arti 6 hal yang telah disebutkan dalam rukun iman yaitu landasan yang dasar dan utama dalam beragama. 

Tanpa adanya 6 hal tersebut maka kita masih belum bisa sempurna dalam beragama. Pasalnya semua rukun iman ini salang berhubungan. Jika kita harus percaya sama Alloh SWT, maka kita juga harus percaya kepada rosul dan sebalikknya.

Seperti yang sudah ada difirman Alloh yang ada didalam surat An-nisa ayat 59 yakni : “Atiullha Wa’Ati’urrosuula..” yang artinya “ikutilah Allah dan ikutilah Rasul..”. dalam ayat tersebut, maka bisa kita ambil makna seandainya kita mengaku beriman kepada Alloh maka kita juga harus percaya rasulnya dan ikuti dalam setiap perintahnya. Selain itu berimanlah dengan setiap rukun-rukun yang ada dalam rukun iman agar agama kita bisa sempurna.

Selain itu juga dapat diartikan dasar-dasar atau landasan yang wajib kita yakini didalam hati semua umat muslim serta dapat dibuktikan pada lisan dan perbuatannya dalam kehidupan sehari-hari.

RUKUN IMAN ADA 6 yaitu:

    1. Iman kepada Allah

Seseorang tidak dikatakan beriman kepada Allah hingga dia mengimani 4 hal: Mengimani adanya Allah. Mengimani rububiah Allah, bahwa tidak ada yang mencipta, menguasai, dan mengatur alam semesta kecuali Allah. Mengimani uluhiah Allah, bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah selain Allah dan mengingkari semua sembahan selain Allah Ta’ala.

Mengimani semua nama dan sifat Allah (al-Asma'ul Husna) yang Allah telah tetapkan untuk diri-Nya dan yang Nabi-Nya tetapkan untuk Allah, serta menjauhi sikap menghilangkan makna, memalingkan makna, mempertanyakan, dan menyerupakanNya. Dan juga rukun iman yang pertama ini bukan hanya semata-mata mengaku beriman kepada Alloh kecuali ia dapat mengimani 4 perkara berikut ini, diantaranya mengimani Alloh swt, mengimani rububiah Alloh swt, mengimani uluhiah Alloh dan mengimani semua sifat Alloh yang telah ditetapkan pada diriNya

    2. Iman kepada Malaikat-malaikat Allah

 Mengimani adanya, setiap amalan dan tugas yang diberikan Allah kepada mereka. Ada juga maksud wajib kita untuk membenarkan tentang malaikat ternyata mempunyai wujud. Dimana Alloh sudah menciptakan para malaikat dari cahanyaNya. Merekan adalah makhluk Alloh yang senantiasa patuh dan selalu beribadah kepada Alloh. Alloh berfirman yang artinya : “Dan malaikat-malaikat yang di sisiNya, mereka tiada memiliki rasa angkuh untuk menyembahNya dan tiada (pula) merasa letih. mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya” (QS. Al-Anbiya: 19-20)

Bentuk dari berimannya mereka adalah beriman kepada semua tugas serta amalan mereka yang telah disebutkan dalam Al-Quran dan Hadist.

   3.  Iman kepada Kitab-kitab Allah

    Mengimani bahwa seluruh kitab Allah adalah ucapan-Nya dan bukanlah ciptaanNya. karena kalam (ucapan) merupakan sifat Allah dan sifat Allah bukanlah makhluk. Muslim wajib mengimani bahwa Al-Qur`an merupakan penghapus hukum dari semua kitab suci yang turun sebelumnya. Kita harus senantiasa beriman kepada semua kitab Alloh yaitu kalamNya serta kalamullah itu bukan makhluk pasalnya kalam adalah sebuah sifat Alloh dan bukan makhluk.

Kita juga pasti wajib untuk beriman dengan rinci yang namanya telah disebutkan dalam Al-Quran, seperti injil, zabur, taurat dan lain sebagainya. Sesuai dengan firman Alloh yang artinya: “Dan kami telah turunkan kepadamu Al-Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kittab (yang diturunkan sebellumnya) dan batu ujian terhaddap kitab-kittab yang lain itu.”(QS Al-Maidah:48).

    4. Iman kepada Rasul-rasul Allah

    Mengimani bahwa ada di antara laki-laki dari kalangan manusia yang Allah Ta’ala pilih sebagai perantara antara diri-Nya dengan para makhluknya. Akan tetapi mereka semua tetaplah merupakan manusia biasa yang sama sekali tidak mempunyai sifat-sifat dan hak-hak ketuhanan, karenanya menyembah para nabi dan rasul adalah kebatilan yang nyata. Wajib mengimani bahwa semua wahyu kepada nabi dan rasul itu adalah benar dan bersumber dari Allah Ta’ala. Juga wajib mengakui setiap nabi dan rasul yang kita ketahui namanya dan yang tidak kita ketahui namanya.

Penjelasan mengenai rukun iman ke empat ini yaitu mengajak kita agar beriman bahwa ada diantara laki-laki terterdapat pada kalangan manusia yang sudah dipilih oleh Alloh Swt agar dapat menjadi perantara untuk diri-Nya dengan para makhluknya. Akan tetapi, mereka tetap menjadi seorang yang biasa serta mempunyai sifat serta hak pengenahi ketuhanan.

Dengan menyembah para nabi dan juga rasul adalah kebatilan yang nyata. Dengan wajib untuk selalu beriman maka artinya semua wahyu nabi serta rasul benar dan mempunyai sumber dari Alloh swt. Sehingga untuk siapa saja yang mendustakan dengan kenabian pada seseorang yang ada di antara mereka, sehingga sama saja ia sudah mendustakan semua nabi yang lainnya. Sehingga Alloh mengkafirkan yahudi dan nasrani. 

Seperti firman Alloh yang artinya : “Sesungguhnya Kami tellah memberikan wahhyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan Nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Ya’qub dan anak cucunya, ‘Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud” (QS. An Nisa:163).

    5. Iman kepada Hari Akhir ( kiamat )

    Mengimani semua yang terjadi di alam barzakh (di antara dunia dan akhirat) berupa fitnah kubur (nikmat kubur atau siksa kubur). Mengimani tanda-tanda hari kiamat. Mengimani hari kebangkitan di padang mahsyar hingga berakhir di Surga atau Neraka. Jika disebut dengan hari akhir, karena ia adalah hari akhir didunia ini dan sudah tidak ada untuk hari esok. Hari akhir adalah hari dimana Alloh Swt sudah mewakafkan bagi semua makhluk hidup disaat itu kecuali Alloh perkecualikan.

Kemudian mereka semua akan dibangkitkan agar dapat mempertanggungjawabkan semua amalan yang sudah mereka lakukan. Alloh berfirman : ” sebagaimana Kami telah memulai penciptaan perrtama begitulah Kammi akan mengulanginya, janji dari Kami, sesungguhnya Kami pasti akan melakukannya.” (QS. Al-Anbiya: 104)

   6. Iman kepada Qada dan Qadar, yaitu takdir yang baik dan buruk

    Mengimani kejadian yang baik maupun yang buruk, semua itu berasal dari Allah Ta’ala. Karena seluruh makhluk tanpa terkecuali, zat dan sifat mereka begitupula perbuatan mereka adalah ciptaan Allah. Artinya disini adalah kita semua wajib untuk beriman dan percaya bahwa semua yang sudah Alloh takdirkan, yaitu kejadian baik dan kejadian buruk.

Akan tetapi beriman dengan semua takdir Alloh tidak akan dianggap sempurna kalau belum mengimani 4 perkara, diantaranya adalah beriman bahwa Alloh memang sudah mengimani semua kejadian. lalu mengimani bahwa Alloh telah menuliskan tentang semua takdir mkhluk hidup lauh al-Mahfuzh. Kemudian mengimani karena tidak ada suatu diam dan gerakan makhluk dilangit. Dan yang terakhir adalah mengimani bagi semua makhluk hidup adalah ciptaan Alloh Swt.

Itulah Penjelasan tentang 5 Rukun islam dan 6 rukun iman semoga bermanfaat.

Islam Menurut Bahasa, Istilah, dan Al-Quran

No comments:
Pengertian Islam Menurut Bahasa, Istilah, dan Al-Quran
Pengertian Islam Menurut Bahasa, Istilah, dan Al-Quran.

ISLAM sering disalahpahami, khususnya dengan diidentikkan dengan Muslim. Islam dan Muslim adalah dua istilah yang berbeda.

Islam adalah agama. Muslim adalah pemeluknya. Islam sering diidentikkan dengan perilaku kaum Muslim atau umat Islam.

Padalah, sebagaimana perilaku penganut agama lainnya, perilaku seorang Muslim belum tentu mencerminkan ajaran atau syariat Islam.

Islam adalah agama yang diturunkan Allah SWT  kepada Nabi Muhammad Saw sebagai nabi dan rasul terakhir untuk menjadi pedoman hidup seluruh manusia hingga akhir zaman.

Islam (Arab: al-islām, الإسلام, "berserah diri kepada Tuhan") adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah SWT. 

Dalam Al-Quran, Islam disebut juga Agama Allah atau Dienullah (Arab: دِينِ اللَّهِ).  

أَفَغَيْرَ دِينِ اللَّهِ يَبْغُونَ وَلَهُ أَسْلَمَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ يُرْجَعُونَ

"Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri (aslama) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah-lah mereka dikembalikan.”(QS. Ali Imran [3] : 83).
Dien (agama) sendiri dalam Al-Quran artinya agama (QS 3:83), ketaatan (QS 16:52), dan ibadah (QS.40:65).

Berikut ini ulasan tentang makna, arti, defisi, atau pengertian Islam menurut bahasa, istilah, dan Al-Quran. 

Pengertian Islam secara  Harfiyah

Pengertian Islam
Pengertian Islam secara  harfiyah artinya damai, selamat, tunduk, dan bersih. Kata Islam terbentuk dari tiga huruf, yaitu S (sin), L (lam), M (mim) yang bermakna dasar “selamat” (Salama).

Dari pengertian Islam secara bahasa ini, dapat disimpulkan Islam  adalah agama yang membawa keselamatan hidup di dunia dan di akhirat (alam kehidupan setelah kematian).

Islam juga agama yang mengajarkan umatnya atau pemeluknya (kaum Muslim/umat Islam) untuk menebarkan keselamatan dan kedamaian, antara lain tercermin dalam bacaan shalat --sebagai ibadah utama-- yakni ucapan doa keselamatan "Assalamu'alaikum warohmatullah" (السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ الله) --semoga keselamatan dan kasih sayang Allah dilimpahkan kepadamu-- sebagai penutup shalat.

Pengertian Islam Menurut Bahasa

Pengertian Islam menurut bahasa, kata Islam berasal dari kata aslama yang berakar dari kata salama. Kata Islam merupakan bentuk mashdar (infinitif) dari kata aslama ini.
الإسلام مصدر من أسلم يسلم إسلاما

Ditinjau dari segi bahasanya, yang dikaitkan dengan asal katanya (etimologis), Islam memiliki beberapa pengertian, sebagai berikut:
1. Islam berasal dari kata ‘salm’ (السَّلْم) yang berarti damai atau kedamaian.

Firman Allah SWT dalam Al-Quran:

وَإِنْ جَنَحُوا لِلسَّلْمِ فَاجْنَحْ لَهَا وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Dan jika mereka condong kepada perdamaian (lis salm), maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. 8:61). 

Kata ‘salm’ dalam ayat di atas memiliki arti damai atau perdamaian. Ini merupakan salah satu makna dan ciri dari Islam, yaitu bahwa Islam merupakan agama yang mengajarkan umatnya untuk cinta damai atau senantiasa memperjuangkan perdamaian, bukan peperangan atau konflik dan kekacauan.

وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا ۖ فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَىٰ فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي حَتَّىٰ تَفِيءَ إِلَىٰ أَمْرِ اللَّهِ ۚ فَإِنْ فَاءَتْ فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا ۖ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

"Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu’min berperang maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” 
(QS. 49 : 9).

Sebagai salah satu bukti Islam merupakan agama yang sangat menjunjung tinggi perdamaian adalah Allah SWT melalui Al-Quran baru mengizinkan atau memperbolehkan kaum Muslimin berperang jika mereka diperangi oleh para musuh-musuhnya.

 أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ

“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu.” (QS. 22 : 39).


2. Islam Berasal dari kata ‘aslama’ (أَسْلَمَ) yang berarti berserah diri atau pasrah.
Hal ini menunjukkan bahwa seorang pemeluk Islam merupakan seseorang yang secara ikhlas menyerahkan jiwa dan raganya hanya kepada Allah SWT.

Penyerahan diri seperti ini ditandai dengan pelaksanaan terhadap apa yang Allah perintahkan serta menjauhi segala larangan-Nya.

 وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَاتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا ۗ وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya (aslama wajhahu) kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.” (QS. 4 : 125) 

Sebagai seorang muslim, sesungguhnya kita diminta Allah untuk menyerahkan seluruh jiwa dan raga kita hanya kepada-Nya.  

“Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. 6 : 162)

Karena sesungguhnya jika kita renungkan, bahwa seluruh makhluk Allah baik yang ada di bumi maupun di langit, mereka semua memasrahkan dirinya kepada Allah SWT, dengan mengikuti sunnatullah-Nya.

“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.” (QS. 3 : 83)
  
3. Islam Berasal dari kata istaslama–mustaslimun : penyerahan total kepada Allah SWT.

Firman Allah SWT dalam Al-Quran:

بَلْ هُمُ الْيَوْمَ مُسْتَسْلِمُونَ

“Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri.” (QS 37 : 26) 

Makna ini sebenarnya sebagai penguat makna di atas (poin kedua). Seorang Muslim atau pemeluk agama Islam diperintahkan untuk secara total menyerahkan seluruh jiwa dan raga serta harta atau apa pun yang dimiliki hanya kepada Allah SWT. 

"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”  (QS. 2 : 208).

sujud dalam shalatMasuk Islam secara keseluruhan berarti menyerahkan diri secara total kepada Allah dalam melaksanakan segala yang diperintahkan dan dalam menjauhi segala yang dilarang-Nya. Inilah yang disebut Takwa menuruf definisi yang populer.


Simbol kepasrahan diri kepada Allah SWT antara lain gerakan sujud dalam shalat.
4. Berasal dari kata ‘saliim’ (سَلِيْمٌ) yang berarti bersih dan suci.

إِلَّا مَنْ أَتَى الَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
"Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih" (QS. 26 : 89).

إِذْ جَاءَ رَبَّهُ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

"(Ingatlah) ketika ia (Ibrahim) datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci." (QS. 37: 84)   

Hal ini menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang suci dan bersih, yang mampu menjadikan para pemeluknya untuk memiliki kebersihan dan kesucian jiwa yang dapat mengantarkannya pada kebahagiaan hakiki, baik di dunia maupun di akhirat.

 5. Islam Berasal dari ‘salam’ (سَلاَمٌ) yang berarti selamat dan sejahtera.

قَالَ سَلامٌ عَلَيْكَ سَأَسْتَغْفِرُ لَكَ رَبِّي إِنَّهُ كَانَ بِي حَفِيًّا

"Berkata Ibrahim: 'Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan meminta ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku'." (QS. 19 : 47).

Maknanya adalah bahwa Islam merupakan agama yang senantiasa membawa umat manusia pada keselamatan dan kesejahteraan. Karena Islam memberikan kesejahteraan dan juga keselamatan pada setiap insan.

Pengertian Islam menurut Al-Quran tersebut sudah cukup mengandung pesan bahwa kaum Muslim hendaknya cinta damai, pasrah kepada ketentuan Allah SWT, bersih dan suci dari perbuatan nista, serta dijamin selamat dunia-akhirat jika melaksanakan risalah Islam.

islam adalah agama cinta damai


Lalu, bagaimana jika faktanya banyak pemeluk Islam (Muslim) yang tidak beperilaku sebagaimana digambarkan dalam pengertian Islam di atas? Mudah saja jawabnya: mereka tidak mengamalkan Islam dengan bailk dan benar, dan perilaku mereka tidak identik dengan Islam, karena Islam dan Muslim adalah da hal yang berbeda.

Pengertian Islam Menurut Istilah 

Menurut istilah, Islam adalah ‘ketundukan seorang hamba kepada wahyu Ilahi yang diturunkan kepada para nabi dan rasul khususnya Muhammad SAW guna dijadikan pedoman hidup dan juga sebagai hukum/ aturan Allah SWT yang dapat membimbing umat manusia ke jalan yang lurus, menuju ke kebahagiaan dunia dan akhirat.’

Secara istilah juga, Islam adalah agama terakhir yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw sebagai Nabi dan utusan Allah (Rasulullah) terakhir untuk umat manusia, berlaku sepanjang zaman, bersumberkan Al-Quran dan As-Sunnah serta Ijma' Ulama.

1. Islam sebagai Wahyu Ilahi

Wahyu ialah perintah atau kata-kata Allah (كلام الله) yang disampaikan kepada para rasul-Nya. Nabi Muhammad sebagai salah seorang rasul (pesuruh) Allah Ta'ala juga menerima wahyu yang disampaikan melalui perantaraan malaikat Jibril.

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى (٣) إِنْ هُوَ إِلا وَحْيٌ يُوحَى (٤) عَلَّمَهُ شَدِيدُ الْقُوَى (٥)

“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. 53 : 3-4).


2. Diturunkan kepada nabi dan rasul (khususnya Rasulullah SAW)

“Katakanlah: “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma`il, Ishaq, Ya`qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, `Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri.” (QS. 3 : 84)

3. Islam sebagai Pedoman Hidup.

هَذَا بَصَائِرُ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ

“Al-Qur’an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini" (QS. 45 : 20).

Islam adalah jalan hidup (way of life). Al-Quran sebagai sumber utama ajaran Islam menjadi bacaan wajib sekaligus panduan dalam menjalani kehidupan.

Islam sebagai Pedoman Hidup


4. Mencakup hukum-hukum Allah dalam Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW


“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” (QS. 5 : 49-50) 

5. Membimbing manusia ke jalan yang lurus. 
Allah SWT berfirman (QS. 6 : 153).

وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.”

Dalam QS Al-Fatihah, umat Islam membaca doa "Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus":

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ


Imam Ibnul Jauzi rahimahullah menjelaskan, ada empat perkataan ulama tentang makna jalan lurus (shiratal mustaqim):
  1. Kitabullah (Al-Quran). Ini merupakan pendapat yang diriwayatkan oleh sahabat ‘Ali dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
  2. Agama Islam. Ini merupakan pendapat Ibnu Mas’ud, Ibnu ‘Abbas, Al Hasan, dan Abul ‘Aliyah rahimahumullah.
  3. Jalan petunjuk menuju agama Allah. Ini merupakan pendapat Abu Shalih dari sahabat Ibnu ‘Abbas dan juga pendapat Mujahid rahimahumullah.
  4. Jalan (menuju) surga. Pendapat ini juga dinukil dari Ibnu ‘Abbas r.a.
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah mejelaskan : “Shiratal mustaqim adalah jalan yang jelas dan gamblang  yang bisa mengantarkan menuju Allah dan surga-Nya, yaitu dengan mengenal kebenaran serta mengamalkannya” (Taisirul Kariimir Rahman).

6. Menuju kebahagiaan dunia dan akhirat 

Islam adalah agama yang membawa pemeluknya kepada kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Dengan amal kebaikan (amal shalih) yang dikerjakannya, sesuai dengan syariat Islam, kaum Muslim akan menjalani kehidupan yang baik, tentram, dan di akhirat nanti pun demikian. 

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan"  (QS. 16 : 97).

Demikian Pengertian Islam Menurut Bahasa dan Istilah dalam Al-Quran. Semoga kita memahami Islam dengan baik dan mampu mengamalkannya. Amin Ya Rabbal 'Alamin. Wallahu a’lam bish-shawabi. (www.risalahislam.com).* 

Sumber / Rujukan:
Al-Quran Tafsir Jalalain & Tafsir Ibnu Katsir 
Shahih Bukhari & Shahih Muslim 
Kuliah Al-Islam, KH Endang S. Anshari, Pustaka Bandung, 1978.
Dienul Islam, Drs. Nasruddin Razak, Al-Ma’arif Bandung, 1989
Islam in Focus, Hammudah Abdalati, American Trust Publications Indianapolis-Indiana, 1975
 
back to top